Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara, Mudhofir mengatakan, pihaknya sudah mempelajari pola persebaran PMK pada momen ini.
”Masalahnya sama dengan tahun lalu. Ada ternak dari luar daerah yang sudah terjangkit PMK, masuk ke Jepara,” jelas Mudhofir, Selasa (7/1/2025).
Sebab, tahun lalu, salah satu asal ternak yang menyebarkan PMK di Jepara berasal dari Jawa Timur.
Untuk itu, pihaknya dalam beberapa hari terakhir langsung bertindak. Sejumlah petugas kesehatan hewan diterjunkan ke pasar-pasar hewan untuk menyisir.
Hasilnya pun terlihat. Pagi tadi di Pasar Hewan Pon Bangsri, ditemukan delapan sapi yang terindikasi PMK, enam sapi di antaranya dari Kabupaten Pati.
”Kami lakukan penyisiran ke pasar-pasar hewan. Kalau ada yang terindikasi PMK, langsung kami minta bawa pulang,” tegas Mudhofir.
Murianews, Jepara – Penyakit mulut dan kuku (PMK) makin merebak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pihak pemerintah setempat langsung memperketat peredaran jual beli ternak.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara, Mudhofir mengatakan, pihaknya sudah mempelajari pola persebaran PMK pada momen ini.
”Masalahnya sama dengan tahun lalu. Ada ternak dari luar daerah yang sudah terjangkit PMK, masuk ke Jepara,” jelas Mudhofir, Selasa (7/1/2025).
Pihaknya pun waspadai meningkatnya PMK di sejumlah wilayah. Terutama ternak dari Jawa Timur.
Sebab, tahun lalu, salah satu asal ternak yang menyebarkan PMK di Jepara berasal dari Jawa Timur.
Untuk itu, pihaknya dalam beberapa hari terakhir langsung bertindak. Sejumlah petugas kesehatan hewan diterjunkan ke pasar-pasar hewan untuk menyisir.
Hasilnya pun terlihat. Pagi tadi di Pasar Hewan Pon Bangsri, ditemukan delapan sapi yang terindikasi PMK, enam sapi di antaranya dari Kabupaten Pati.
”Kami lakukan penyisiran ke pasar-pasar hewan. Kalau ada yang terindikasi PMK, langsung kami minta bawa pulang,” tegas Mudhofir.
Gandeng Kepolisian dan TNI
Pihaknya juga menggandeng aparat dari Polres dan Kodim melalui Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa. Upaya itu sebagai langkah persuasif pada pedagang yang dengan sengaja menjual ternak terjangkit PMK.
Tujuannya, agar mereka diberi pendampingan keamanan. Harapannya, penjual tersebut bisa patuh.
”Nanti Pak Bhabin diminta memantau dan mengawasi, setiap hari lapor kepada Pak Kapolres,” ujar dia.
Selain itu, lanjut Mudhofir, sebagaimana tahun lalu, pihaknya akan melakukan pemantauan di kandang-kandang ternak milik warga.
Pihaknya akan meningkatkan lagi intensitas pemantauan tersebut. Karena sebelumnya memang kasus PMK sudah sempat tidak ditemukan.
Sebelumnya diberitakan, Berdasarkan laporan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jepara, per Selasa (7/1/2025), ada 14 ekor sapi positif PMK.
Ternak-ternak itu tersebar di Kecamatan Donorojo 3 ekor, 4 ekor di Kembang, 3 ekor di Pakisaji dan 4 ekor di Pecangaan.
”Ada satu sapi yang dipotong paksa di Kecamatan Pecangaan,” jelas Mudhofir.
Editor: Zulkifli Fahmi