Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Napas Perumda Aneka Usaha Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kini terengah-engah. Pasalnya, aktivitas usahanya saat ini sedang jeblok.

Direktur Utama (Dirut) Perumda Aneka Usaha, Nur Cholis mengungkapkan, dari dulu sampai sekarang, perjalanan bisnis badan usaha milik daerah (BUMD) tak selalu mulus.

Misalnya, pada tahun 2019 pernah punya usaha wisata Kelapa Park di Kecamatan Pakisaji. Nilai investasinya Rp 1,2 miliar, tapi nyatanya merugi.

”Tahun 2019 lalu, laba kita dalam setahun tidak ada Rp 200 juta. Akhirnya setor PAD (pendapatan asli daerah) hanya Rp 99 juta,” sebut Nur Cholis usai acara ulang tahun Perumda Aneka Usaha ke-56 di sebuah restoran di Bandengan, Selasa (14/1/2025).

Lalu selama empat tahun berikutnya, laba Perumda meningkat. Secara berturut-turut, pada tahun 2020 labanya Rp 350 juta, Rp 600 juta pada 2021, Rp 1 miliar pada 2022, tahun 2023 Rp 1,5 miliar.

Namun pada tahun 2024 lalu, laba perusahaan turun bebas di angka Rp 400 juta. Penyebabnya, salah satu bisnis andalan, yaitu simpan pinjam dinonaktifkan.

”Kami nonaktifkan usaha simpan pinjam. Karena legalitasnya tidak jelas. Itu sangat berisiko. Akhirnya berpengaruh pada laba secara total. Akibatnya, setoran PAD tentu terpengaruh,” ujar dia.

Nur Cholis menyebutkan, selama Perumda berdiri, Pemkab Jepara telah memberikan penyertaan modal sebesar Rp 16 miliar. Namun sejak tahun 2018 sampai saat ini, pemerintah menyetop penyertaan modal tersebut.

Optimalkan Usaha...

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler