Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Koalisi Kembang Bersatu (KKB) menyebut Bupati Jepara, Witiarso Utomo melindungi oligarki. Itu karena bupati dianggap tak menyelesaikan persoalan transparansi pengelolaan dana limbah PLTU Tanjung Jati Unit 5 dan 6.

Pernyataan itu disampaikan Dafiq, koordinator aksi warga Desa Tubanan, Kancilan, Balong dan Jinggotan di depan gerbang Kantor Bupati Jepara, Rabu (16/7/2025). Sedianya, warga berharap bisa bertemu bupati dan menyelesaikan masalah yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu.

”Harapannya kami kan bupati bisa menyelesaikan masalah ini. Karena dia yang punya wewenang. Tapi kami melihat dan merasa, bahwa bupati melindungi oligarki. Kalau memang Jepara mau dibilang Mulus,-tag line kampanye bupati terpilih, tapi nyatanya seperti ini. Ini kan tidak sesuai dengan komitmen,” kata Dafiq.

Dafiq menilai, kekuatan oligarki sudah menguasai berbagai lini birokrasi di Jepara. Dia khawatir jika nanti masyarakat yang justru akan menjadi korban.

”Apakah masyarakat harus turun ke jalan lagi?” ucap aktivis asal Desa Balong itu.

Sikap koalisi rakyat itu didasari adanya masalah serius pada pengelolaan dana limbah Fly Ash Bottom Ash (Faba) PLTU Tanjung Jati Unit 5 dan 6. Mereka menilai, dana kompensasi lingkungan tidak sesuai dengan data yang didapatkan.

Berdasarkan penghitungannya, Dafiq memaparkan, selama 4 bulan dari bulan September-Desember 2024. Limbah fly ash mengangkut sekitar 108.042 ton.

Kemudian berdasarkan dokumen tender yang warga dapatkan dari Solusi Bangun Indonesia (SBI), jasa untuk transportasi limbah fly ash sebesar RP 12.500 per ton dan Rp 25 ribu per ton untuk bottom ash.

Artinya... 

Komentar

Terpopuler