Jumat, 21 November 2025

Retno memulai start lebih awal. Dalam forum tingkat tinggi di PBB pada September lalu, ia telah menyatakan tentang pentingnya air di lingkup global.

Dalam pandangannya, air adalah sumber kehidupan, sekaligus bisa menjadi sumber petaka jika melihat munculnya konflik di dunia akibat sengketa akses dan pengendalian sumber air.

Posisi baru ini pula yang menguatkan Retno ketika harus berpisah dengan sejawat menteri luar negeri, yang bahkan ia anggap bukan hanya dalam hubungan profesi namun juga pertemanan.

Bagi Retno, ada perasaan yang menyeruak ketika ia berpidato di hadapan Majelis Umum PBB untuk kali terakhir sebagai menteri luar negeri.

”Saya baru terasa, di tahun ini, masuk ke hall Majelis Umum dan saya melihat sekitar saya. Hampir semua yang ada di hall tersebut, terutama ketua-ketua delegasinya saya kenal semua. … Makanya pada saat kita harus meninggalkan dunia itu, pasti ada rasa gimana, ya,” kata Retno.

Perasaan sedih akibat perpisahan itu juga agaknya dimiliki rakyat Indonesia yang selama satu dekade terakhir ini diwakili oleh perempuan yang lincah, vokal, dan berani: Retno Marsudi.

Komentar

Terpopuler