Kekerasan Santri hingga Tangannya Melepuh Diupayakan kekeluargaan
Vega Ma'arijil Ula
Senin, 10 Juni 2024 16:06:00
Murianews, Kudus – Dugaan kasus kekerasan pengurus pondok pesantren atau Ponpes di Kudus terhadapt santri hingga tangannya melepuh, diupayakan tempuh jalur kekeluargaan.
Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBH NU) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Saiful Anas mengatakan, pihaknya saat ini sudah dipasrahi oleh pondok pesantren untuk menyelesaikan permasalahan dugaan kekerasan yang dilakukan pengurus pondok pesantren.
”Kami diminta menjadi kuasa hukum dari pondok pesantren. Kami upayakan permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” katanya, Senin (10/6/2024).
Menurutnya, pengurus pondok pesantren pada kejadian tersebut dapat dikatakan bersalah. Sebab, tidak ada perintah dari pengasuh pondok pesantren untuk memberikan sanksi kepada santri dengan cara tersebut.
”Kalau dibilang salah, ya salah karena tidak ada perintah dari pengasuh pondok pesantren (untuk melakukan sanksi menyelupkan tangan ke air panas),” sambungnya.
Meski demikian, pihaknya sedang mengusahakan agar kejadian ini diselesaikan secara kekeluargaan. Pihaknya mengaku sedang berkomunikasi dengan berbagai pihak.
”Saat ini saya dan tim sedang berkomunikasi dengan beberapa pihak. Klien kami juga masih menemui pihak keluarga korban,” terangnya.
Pengurus pondok pesantren yang melakukan kekerasan itu diketahui juga merupakan santri senior di pondok pesantren tersebut. Saat ini pihak pengasuh pondok pesantren telah melakukan teguran ke pihak yang bersangkutan.
”Pengasuh pondok pesantren sudah memberikan teguran kepada pengurus pondok tersebut,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA) Kudus, Noor Haniah mengatakan, korban kekerasan berinisial A itu saat ini sudah kembali ke rumah usai dirawat di rumah sakit. Kondisi korban masih membutuhkan perawatan.
”Proses hukumnya akan kami dampingi karena pihak korban juga sudah melaporkan hal ini ke Polres Kudus. Sejauh ini baru satu korban berinisial A ini yang melapor,” ujarnya.
Diketahui, salah satu santri berinisial A di Pondok pesantren di Kota Kretek mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pengurus pondok. Kekerasan itu mengakibatkan kedua tangan A mengalami melepuh usai diminta untuk mencelupkan ke air yang mendidih diduga lantaran ketahuan merokok.
Editor: Cholis Anwar



