Rabu, 19 November 2025

Potensi bahaya selanjutnya yakni, membentuk kabar bohong dan mengacaukan. 

Menurutnya, perkembangan AI itu menjadi PR bagi para fact checker atau pencari fakta. Pekembangan itu tentu harus diikuti dengan peningkatan skill serta mengikuti perkembangan teknologi. 

’’Kita tidak bisa mengandalkan salah satu tool saja,’’ ujarnya. 

Ia pun mengungkapkan pengalamannya ketika mendapati sebuat suara Prabowo yang terdengar seperti buatan AI. Setelah menggunakan tool untuk mengetahui apakah itu AI atau bukan, hasilnya 97 persen. 

’’Kan kita pengen nulis nih, tapi setelah didengar-dengar nih kayaknya Prabowo asli. Sampai tiga minggu kemudian itu bener ternyata suara Prabowo di TV One,’’ ungkapnya. 

Bayu Galih juga mengingatkan agar tak begitu percaya dengan konten yang terlalu sempurna. Karena, justru yang terlihat sempurna itu bisa jadi ada banyak celah yang bisa memperlihatkan itu AI.

Belum ada Regulasi

Komentar