Kamis, 20 November 2025

Karakter impulsif itu yang membuat remaja rentan berada di ruang digital. Selain itu, karakter swing mood dari para remaja juga membuat mereka jadi korban cyber bullying.

”Karena mereka tadi impulsif kadang-kadang begitu ada masalah apa begitu langsung dia bikin komen dan enggak berpikir bahwa komen itu bisa menyakitkan orang lain dan berpotensi menjadi bullying Saber bullying buat orang lain,” jelasnya.

Mereka juga tidak sadar tentang jejak digital dan berpotensi berdampak pada masa depan mereka nantinya. Tak hanya itu, karakteristik tersebut juga memudahkan mereka menjadi korban penipuan.

”Nah ini bahaya sekali untuk keamanan dia. Itulah sebabnya, kita penting sekali memberikan literasi baik kepada anak remaja begitu eh maupun kepada para orang tua itu,” ujarnya.

Dari sisi orang tua, Diana juga mengungkapkan masih banyak yang belum memiliki pemahaman tentang literasi digital. Padahal, ia melanjutkan, peranan orang tua sangat penting dalam mengontrol penggunaan media sosial pada anak.

”Nah itulah segala macam risiko terjadi pada anak-anak kita,” katanya.

Komentar

Berita Terkini